This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 30 Mei 2014

Prinsip dan Peranan Etika Profesi



Prinsip-prinsip Etika Profesi

Tanggung jawab.

·         Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
·         Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.

Keadilan.


Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.

Otonom.

Prinsip ini menuntut agar setiap kaum professional memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya, tetapi dibatasi tanggungjawab dan komitmen professional dan tidak mengganggu kepentingan umum.


Prinsip integritas moral yang tinggi.

Komitmen pribadi menjaga keluhuran profesi.



Peranan Etika Dalam Profesi


Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.

Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masayarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya

Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.


Terima kasih untuk teman-teman atau pembaca berbahagia, yang telah membaca Celoteh Akar Rumput ini. Senyum hangat untuk kita yang ingin baik.


Reference : Hadi Lubis, Satria (2011). Etika Profesi, Tanggerang Selatan.


Pengertian Profesi dan Etika Profesi



Teman-teman atau pembaca berbahagia kembali lagi dalam blog yang sederhana ini, berbicara tentang Etika Profesi sangat erat kaitannya dengan pekerjaan yang sedang dijalankan. Untuk itu penting kita bahas pengertian dari Profesi maupun Etika Profesi.

PROFESI

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.

Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti kedokteran, guru,  militer,  pengacara,  dan  semacamnya,  tetapi  meluas  sampai  mencakup  pula  bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya.

Profesi sendiri berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.

Sejalan dengan itu, menurut DE GEORGE, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri, Berikut pengertian profesi DE GEORGE : PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

ETIKA PROFESI

Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.

Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.

Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter, dan sebagainya.

Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).

Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH., MSi.)


Reference : Hadi Lubis, Satria (2011). Etika Profesi, Tanggerang Selatan.



Terima kasih untuk teman-teman atau pembaca berbahagia, yang telah membaca Celoteh Akar Rumput ini. Senyum hangat untuk kita yang ingin baik.

Sabtu, 10 Mei 2014

Kelengkungan Dalam Tempurungmu




Terbesit asa dalam bayang yang sadar akan kebenaran. Apakah kamu mengerti akan hal itu ? yaaa, seperti akar rumput yang berserabut, memberikan arti hidup. Teraan yang baik, bukaaan ! hanya implisit belaka. Aku tersadar akan diriku yang larut akan kebersamaan. Persetan dengan semua itu ! Apa yang sebenarnya terjadi ? Aku dan kamu, iya kamu, tidak berkelanjutan, banyak persepsi yang muncul dalam tempurungmu. Aku pun tidak mengerti akan hal itu. Sungguh saat dimana ikatan yang menuai kontroversi itu datang dengan tangan melaimbai seakan tidak ada beban. Akankah terulang kembali ? Dengan mata tertutup sulit untuk di terka. Perbedaan yang mendasar menjadikan tempurung yang berbeda. Di saat rumput itu tertanam mengapa terlepas kembali. Nostalgia yang penuh dengan kebersamaan menjadi tulang belulang, jangankan berdaging kulitnya pun tidak ada. Menunggu, untuk apa ! Semua mengalir begitu cepat. Seandainya serabut itu masih memberikan arti hidup, sungguh betapa indah rumputnya. Angin pun tak sanggup menolong, hanya tempurung ini lah yang dapat merubah segalanya. Untuk apa ! menjadi rumput yang memberikan arti hidup.


Terima kasih untuk teman-teman atau pembaca berbahagia, yang telah membaca Celoteh Akar Rumput ini. 


Krisis Moral, Masalah Utama Bangsa





Teman-teman atau pembaca berbahagia kembali lagi dalam blog yang sederhana ini, berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan akhlak. Orang yang tidak bermoral selalu dikaitkan dengan orang yang akhlaknya bermasalah. Banyak yang tidak menyadari bahwa sesungguhnya yang menjadi persoalan utama bangsa kita, mungkin juga dunia adalah krisis moral. Banyak kasus kriminal seperti pejabat korupsi, pornografi, tawuran pelajar, dsb, bermula dan berawal dari moral para pelaku criminal yang rusak dan bermasalah.

Kita sadari atau tidak, ternyata moral merupakan sesuatu yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Terlepas dari menomorsatukan moral, realitanya moral akan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Apabila moral tidak lagi diindahkan, maka berbagai kekacauan dan permasalahan bangsa akan senantiasa muncul di masyarakat. Ketika moral telah diabaikan,  maka dapat dipastikan dikemudian hari akan muncul sederet tindak kriminal yang hanya akan meresahkan masyarakat. Maka persoalan moral harus menjadi hal yang diperhatikan dalam kehidupan sosial masyarakat.
Dapat dikatakan bangsa kita ini tengah dilanda krisis moral. Berbagai kasus yang berkaitan dengan krisis moral ataupun degradasi moral ini muncul secara beruntun ke tengah masyarakat. Para teman-teman atau pembaca berbahagia, kita tidak perlu menyebutkan secara spesifik kasus-kasus apa saja yang hadir di tengah masyarakat ini. Tetapi perlu kita intropeksi diri apakah moral kita ini sudah ada apa belum. Setidaknya ada tiga unsur yang harus bertanggung jawab dalam hal ini,  yaitu keluarga (lingkungan pribadi), masyarakat, kenyakinan (Agama) dan pemerintah.

Keluarga merupakan benteng utama dan pertama dalam hal penanganan masalah krisis moral ini. Walau bagaimanapun keluarga memberikan pengaruh yang sangat signifikan dalam hal pengajaran moral. Karena di sinilah pertama dan utama seorang anak belajar. Mereka dididik oleh orang tuanya dan dibentuk seperti apa yang diinginkan orang tuanya. Kalau didikan orang tuanya baik, hampir dikatakan pasti anak tersebut memiliki moralitas yang baik. Namun apabila keluarganya tidak bisa menanamkan nilai moral yang baik, maka kemungkinan besar tumbuhlah anak tersebut sebagai anak yang tidak bermoral.
Selanjutnya Masyarakat sebagai lembaga tempat bersosialisasinya seseorang, memiliki peranan yang tak kalah penting dalam hal penanganan masalah moral ini. Masyarakat tidak boleh berlepas tangan dengan masalah krisis moral ini. Kebanyakan dari masyarakat kita saat ini, tidak lagi memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Nilai-nilai individualisme telah merasuk dalam kedalam diri mereka, sehingga tidak lagi memperhatikan keadaan sosialnya. Hal inilah kedepannya yang harus dibenahi, supaya masyarakat kembali menghidupkan rasa simpati dan kepedulian terhadap sesama agar tercipta persamaan hak yang menjadi dasar terlaksananya moral yang baik..
Agama merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya, apapun agamanya lewat sebuah dakwah, baik dari media atau apapun itu akan memberikan pengarahan terhadap setiap individu yang beragama. apabila sudah melekat pada diri seseorang, maka kemungkinan bersar moral yang tertanam dalam agama menjadi pondasi yang kuat untuk menjaga agar moral tersebut tetap terpelihara.
Unsur yang tak kalah pentingnya adalah pemerintah. Sudah waktunya pemerintah memberikan penegakkan hukum yang jelas dan tegas terhadap masalah tersebut. Hukum yang selama ini hanya tegak terhadap rakyat yang dikatakan biasa, kedepannya harus ditegakkan untuk semua warga negara tanpa memandang status, pangkat atau jabatan. Istilah hukum hanya untuk orang miskin atau kalangan akar rumput itu harus dihapuskan dari otak para penegak hukum. Tentunya sebelum pemerintah menegakkan masalah moral ini dalam masyarakat, maka pemerintah harus terlebih dahulu membenahi aparatnya agar memiliki moral yang baik juga, seperti dalam bait lagu “Masalah moral masalah akhlak biar kami cari sendiri. Urus saja moralmu urus saja akhlakmu peraturan yang andal yang kami mau.” Sebuah pesan yang apabila suatu pemimpin memberikan contoh yang  baik maka bawahannya pun akan dapat mengikutinya. Jangan sampai para aparatur yang malah bermasalah dengan moralnya. Aparat yang tidak memiliki moral yang baik, jangan segan untuk dicopot. Hal ini agar memiliki efek jera terhadap sang pelaku kriminal dan tentunya juga orang lain agar tidak mengikuti jejak kriminalnya..

Mengingat betapa pentingnya peran moral dalam kehidupan kita, maka perlu ada upaya yang serius untuk membenahi dan menangani krisis moral yang sedang melanda bangsa kita ini. Unsur-unsur seperti keluarga (lingkungan), masyarakat, kenyakinan (Agama) dan pemerintah harus memberikan perhatian serius dalam hal ini. Mereka harus bersinergi untuk mengatasi masalah ini. Jangan menangani ini dengan setengah hati, karena upaya yang dilakukan setengah-setengah tidak akan memberikan hasil yang optimal.
Teman-teman atau para pembaca berbahagia, kita berharap moral anak bangsa ini kedepannya tidak lagi mengalami krisis ataupun degradasi, karena sudah saatnya bagi bangsa ini menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa kita adalah bangsa yang bermoral, beradap dan beretika. Bukan waktunya lagi untuk direndahkan atau dipandang sebelah mata oleh bangsa lain. Sudah waktunya bangsa kita yang beradap ini menjadi seperti bangsa Indonesia yang sangat beradap. Mari kita sama-sama berbenah diri.

Terima kasih untuk teman-teman atau pembaca berbahagia, yang telah membaca Celoteh Akar Rumput ini. Senyum hangat untuk kita yang ingin baik.

Jumat, 09 Mei 2014

My Value





Teman-teman atau pembaca yang berbahagia kembali lagi dalam blog yang sederhana ini. Berbicara tentang nilai, yang terpikirkan  dalam benak kita terpaku pada nilai hasil ujian tes, dsb. Eeets tapi tunggu dulu nilai disini berkaitan tentang kaidah kehidupan atau yang menjadi dasar tercerminnya pribadi yang baik dalam bersosial. Langsung aja kita bahas apa itu nilai serta nilai pribadiku… 


A. Pengertian Nilai Secara Umum.


Nilai termasuk dalam pokok bahasan filsafat. Nilai biasa digunakan untuk menunjuk kata benda yang abstrak. Pengertian nilai dapat kita temukan dalam salah satu cabang filsafat, yaitu aksiologi (filsafat nilai). Nilai dijadikan landasan, alasan, atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak. Nilai dapat juga diartikan sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.


A. Pengertian Nilai Menurut Para Ahli.


Kimball Young

Mengemukakan nilai social adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.

A.W.Green

Nilai Sosial adalah kesadaran yang secara relative berlangsung disertai emosi terhadap objek.

M.Z.Lawang

Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, berharga, dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.

Hendropuspito

Menyatakan nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.

Driyarkara (1966:38)

Nilai adalah hakekat suatu hal, yang menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh manusia.

Woods
Mengemukakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.

John Dewey

Value is any object of social interest.

Fraenkel (1977:6)

Nilai adalah ide atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh sesorang, biasanya mengacu kepada estetika (keindahan), etika pola prilaku dan logika benar salah atau keadilan justice. (Value is any idea, a concept, about what some one think is important in life)

Endang sumantri

Sesuatu yang berharga, yang penting dan berguna serta menyenangkan dalam kehidupan manusia yang dipengaruhi pengtahuan dan sikap yang ada pada diri atau hati nurani.

Kosasih Jahiri

Tuntunan mengenai apa yang baik, benar dan adil

M.I Soelaeman

Agama diarahkan pada perintah dan larangan, dorongan dan cegahan, pujian dan kecaman, harapan dan penyelesaian, ukuran baik buruk, benar salah, patut tidak patut, adil tidak adil.

Kuntjaraningrat (1992:26)

Menyebutkan system nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar keluarga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap bernilai dalam hidup.

Darji

Nilai adalah yang berguna bagi kehidupan manusia jasmani dan rohani

Encylopedi Brittanaca 963

Nilai kualitas dari suatu objek yang menyangkut jenis apresiasi atau minat.

(Rokeach, 1973 hal. 5)

“Value is an enduring belief that a specific mode of conduct or end-state of existence is personally or socially preferable to an opposite or converse mode of conduct or end-state of existence.”

(Feather, 1994 hal. 184)

“:Value is a general beliefs about desirable or undesireable ways of behaving and about desirable or undesireable goals or end-states.”

(Schwartz, 1994 hal. 21)

“Value as desireable transsituational goal, varying in importance, that serve as guiding principles in the life of a person or other social entity.”

Lebih lanjut Schwartz juga menjelaskan bahwa nilai adalah

1)    suatu keyakinan,

2)  berkaitan dengan cara bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu,

3)    melampaui situasi spesifik,

4) mengarahkan seleksi atau evaluasi terhadap tingkah laku, individu,dan kejadian-kejadian serta

5)    tersusun berdasarkan derajat kepentingannya.


             Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, terlihat kesamaan pemahaman tentang nilai, yaitu suatu keyakinan, berhubungan dengan cara bertingkah laku, dan tujuan akhir tertentu. Sesuatu yang kita yakini atau kita anggap mutlak benar adanya. Jadi nilai itu hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri. Hal ini menyebabkan Nilai begitu penting untuk dimiliki setiap pribadi insan.

              Dalam penilaian positif orang lain terhadap diriku cenderung kepada aspek sosial, aku sangat senang akan hal itu. Berikut ini merupakan Nilai Pribadi yang aku miliki:



·    Universalism:

       Mengutamakan penghargaan, toleransi, memahami orang lain, kebersamaan serta yang berkaitan dengan kesejahteraan.

·    Achievement:

      Keberhasilan pribadi terkait dengan apa yang diusahakan, baik oleh pribadi tersebut atau pribadi-pribadi lain seperti: successful, ambitious, capable, influential. Dalam nilai khusus successful ini (kesuksesan) pribadiku tidak lepas dari kebahagiaan orang lain. Aku anggap diriku sukses apabila diri ini sudah dapat membahagiakan orang lain, yaa apapun itu berkaitan dengan sosial.

·    Power

      Pencapaian yang terkait dengan pribadiku termasuk social power, social recognition, authority, dan image public. Tetapi hal ini tidak menyebabkan jemawa, angkuh, dsb. Kebanyakan dari pribadi kita jika suatu pencapaian telah tercapai maksimal maka kita akan cenderung jemawa, angkuh, dsb. Tentu itu bukanlah Nilai yang baik sebagaimana tujuan mencapai pribadi yang baik serta diharapkan orang banyak.

·    Security



      Mengutamakan keamanan baik pribadi, kelompok, keharmonian serta lebih khusus lagi adalah family security, healthy, clean, social order. Dimana keluarga menjadi keutuhan batin pribadiku dan keluarga lah yang selalu berada disampingku baik senang maupun dalam keadaan yang tidak diinginkan.


          Inilah nilai pribadiku yang aku miliki, berusaha menjadi pribadi yang baik agar pemikiran negatif dari orang lain tidak melekat pada diri yang mudah-mudahan baik ini. Inilah diriku... so fell free to comment this post





.*Ayoo tunjukkan dimanakah Scale Color nilai pribadimuu…



Terima kasih untuk teman-teman atau pembaca berbahagia, yang telah membaca Celoteh Akar Rumput ini. Senyum hangat untuk kita yang ingin baik.



Reference : Hadi Lubis, Satria (2011). Etika Profesi, Tanggerang Selatan.

Perbedaan, Persamaan Etiket dengan Etika







Teman-teman atau pembaca yang berbahagia kembali lagi dalam blog yang sederhana ini. Pada postingan sebelumnya kita sudah membahas apa itu Etika dan Etiket, bagaimana teman-teman atau pembaca yang berbahagia apakah sudah mengerti tentang Etika dan Etiket. Agar kita semua dapat lebih memahami tentang Etika dan Etiket pastinya, yuk kita bahas apa  itu perbedaan serta persamaan antara Etika dan Etiket. 

Etika adalah aturan yang mengatur perbuatan dari dalam diri kita dan perbuatan itu datangnya asli dari diri kita sendiri, dan apapun yang kita perbuat selalu datangnya dari diri kita, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. dan orang yang beretika ia tidak mungkin membohongi dirinya sendiri karena ia tau aturannya.

Sedangkan Etiket adalah  perilaku kita sehari - hari  yang kita lakukan dan memandang orang yang ada di sekeliling kita apakah tersinggung atau tidaknya orang dengan perbuatan kita, dan orang yang beretiket mungkin saja dia bisa membohongi dirinya sendiri karena perbuatannya itu hanya untuk menghargai orang yang ada di sekelilingnya saja tidak murni keluar dari hati nuraninya yang secara tidak langsung dilakukan untuk mendapatkan pujian dari sekelilingnya. 

Etika merupakan suatu kebiasaan, adat istiadat yang biasa dilakukan dan diterima oleh semua orang di suatu tempat. atau secara ringkas, etika adalah perbuatan itu sendiri. sedangkan etiket, merupakan cara seseorang dalam beretika. sebagai contoh, menghormati orang tua merupakan etika, namun mencium tangan orang tua adalah etiket, cara untuk mengungkapkan etika tersebut. dan seringkali, etiket di suatu daerah atau bahkan keluarga berbeda dengan etiket di tempat lainnya.

Etiket menyangkut cara (tata cara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal: Ketika menyerahkan sesuatu pada orang lain, maka harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika menyerahkannya dengan tangan kiri, maka dianggap melanggar etiket. Sedangkan Etika , menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Contoh: Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.

Dari segi penerapannya, etika diterapkan baik kita sendirian maupun dalam pergaulan. sedangkan etiket diterapkan hanya dalam pergaulan saja. Sebagai contoh, ketika seorang menguap pada saat bersama teman atau rekan, orang tersebut akan menutup mulutnya dengan tangan dan berusaha untuk menguap sesopan mungkin. namun terkadang bila sendiri, orang tersebut menguap tanpa menutup mulutnya dengan tangan. orang yang menutup mulutnya dengan tangan hanya ketika ada orang lain disebut sebagai orang yang beretiket namun tidak beretika.

Dari segi sifatnya. etika bersifat absolut, artinya dapat berubah namun butuh waktu yang sangat lama. Contoh: “Jangan mencuri”, “jangan membunuh”, merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bias ditawar-tawar kecuali aturan tersebut tidak menyalahi aturan yang sudah ada. sedangkan etiket bersifat relatif, berubahnya lebih cepat dibandingkan dengan etika. Contoh: Dalam budaya, belum tentu budaya satu dengan yang lainya sama, dalam hal ini seperti makan dengan tangan atau bersendawa waktu makan.

Dari segi alasan untuk menerapkan. etika berdasarkan batiniah, artinya etika tersebut memang diyakini secara tulus dalam hati dan tetap dipertahankan walau ada orang yang menentang. misalnya kejujuran atau orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik, karena orang yang bersifat etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik. sedangkan etiket berdasarkan lahiriah, artinya orang yang memiliki etiket tertentu, belum tentu meyakini apa alasan ia melakukan hal tersebut, karena terkadang, etiket dilakukan hanya agar dapat diterima oleh orang lain di pergaulannya.



lalu, manakah yang lebih penting di antara kedua hal tersebut ?




keduanya sama penting, karena keduanya tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.
orang yang mempunyai etika tapi tidak mempunyai etiket akan dipandang tidak sopan dan kurang diterima lingkungannya. Contohnya: Seorang pegawai yang jujur yang ingin mengungkapkan setiap ketidakbenaran yang ia temukan. namun caranya mengungkapkan hal tersebut adalah dengan membentak atau menghina dan membuka aib orang lain di depan umum. walau mungkin apa yang dikatakan benar, tapi karena caranya yang tidak pas, hal itu justru berujung buruk.


sebaliknya, orang yang beretiket tapi tak beretika mungkin dipandang sopan, namun jika keburukannya diketahui, maka orang akan menganggapnya sebagai orang yang tidak beretika. Contohnya : seorang pegawai yang terkenal sopan (etiket), namun kemudian diketahui bahwa ternyata ia menggelapkan uang kantor/perusahaan ditempatnya berkerja. maka orang akan langsung men-judge orang tersebut tidak memiliki etika.


Persamaan Etika Dan Etiket.


  • Menyangkut obyek yang sama yaitu manusia, istilah-istilah ini dan aplikasinya hanya mengenai manusia.
  • Keduanya mengatur perilaku manusia secara normative, menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.




Ini lah sekilas Perbedaan, Persamaan Etika dan Etiket, Semoga artikel yang sederhana ini bermanfaat serta dapat menambah pengetahuan kita. 


Jadi pertanyaannya adalah:
Apakah kita sudah memiliki etika dan etiket ?




Terima kasih untuk teman-teman atau pembaca berbahagia, yang telah membaca Celoteh Akar Rumput ini. Senyum hangat untuk kita yang ingin baik.


Reference : Hadi Lubis, Satria (2011). Etika Profesi, Tanggerang Selatan.