Terbesit asa dalam bayang
yang sadar akan kebenaran. Apakah kamu mengerti akan hal itu ? yaaa, seperti akar
rumput yang berserabut, memberikan arti hidup. Teraan yang baik, bukaaan !
hanya implisit belaka. Aku tersadar akan diriku yang larut akan kebersamaan.
Persetan dengan semua itu ! Apa yang sebenarnya terjadi ? Aku dan kamu, iya
kamu, tidak berkelanjutan, banyak persepsi yang muncul dalam tempurungmu. Aku
pun tidak mengerti akan hal itu. Sungguh saat dimana ikatan yang menuai
kontroversi itu datang dengan tangan melaimbai seakan tidak ada beban. Akankah
terulang kembali ? Dengan mata tertutup sulit untuk di terka. Perbedaan yang
mendasar menjadikan tempurung yang berbeda. Di saat rumput itu tertanam mengapa
terlepas kembali. Nostalgia yang penuh dengan kebersamaan menjadi tulang
belulang, jangankan berdaging kulitnya pun tidak ada. Menunggu, untuk apa !
Semua mengalir begitu cepat. Seandainya serabut itu masih memberikan arti
hidup, sungguh betapa indah rumputnya. Angin pun tak sanggup menolong, hanya
tempurung ini lah yang dapat merubah segalanya. Untuk apa ! menjadi rumput yang
memberikan arti hidup.
Terima kasih untuk
teman-teman atau pembaca berbahagia, yang telah membaca Celoteh Akar
Rumput ini.
0 komentar:
Posting Komentar